Assalamualaikum wr.wbVideo ini, memberikan informasi yang didapat dari berbagai sumber, bahwa pada saat kampanye terbuka 2 hari pertama, Google Trends Chart

- Melihat panasnya Pemilihan Presiden 2019 yang mempertemukan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno sepertinya cukup seru untuk melihat bagaimana popularitas kedua pasangan ini di Google Trends. Untuk melihat popularitas kedua pasangan ini di Google Trends, berikut ulasan dari hasil pantauan tim Dari data pada halaman Google Trends, di kawasan Indonesia selama 7 hari terakhir, pasangan Prabowo-Sandiaga Uno sukses mengungguli pasangan Jokowi-Amin. Baca Juga Dijual Rp 2 Jutaan, Ini Komparasi Samsung Galaxy M20 dan Huawei Y7 Pro 2019 Membandingkan keduanya, kata kunci 'Prabowo Sandi' dengan warna biru punya grafik yang bergerak jauh lebih tinggi dan mengalahkan kata kunci 'Jokowi Amin' dengan warna merah. Kata kunci 'Prabowo Sandi' sukses mencetak rata-rata 70 jika dibandingkan dengan 'Jokowi Amin' yang hanya mencetak angka rata-rata 43. Google Trends Prabowo Sandi dan Jokowi Amin. Google TrendsDari pemetaan pencarian pada seluruh daerah Indonesia juga terlihat bahwa 'Prabowo Sandi' jauh lebih unggul jika dibandingkan dengan pasangan nomor urut 1, 'Jokowi Amin'. Baca Juga Bersiap, Pemilik Drone Kali Ini Wajib Memiliki ID Beberapa kata kunci yang terkait dengan 'Prabowo Sandi' adalah 'Prabowo sandi komitmen syariat islam' hingga 'Prabowo shalat jumat'. Sedangkan untuk pasangan 'Jokowi Amin', kata kunci yang terkait dengan pencarian ini adalah 'Orang baik pilih orang baik' hingga 'Jokowi ke cianjur'. Google Trends Prabowo Sandi dan Jokowi Amin. Google TrendsSaat melihat perbandingan dari kata kunci 'Prabowo Subianto' dan 'Joko Widodo', hasilnya cukup beda tipis. Keduanya rupanya bersaing cukup ketat. Baca Juga Gokil, YouTuber 73 Tahun Ini Memasak Porsi Besar untuk Anak Yatim Namun, Prabowo sukses ungguli Jokowi dengan nilai rata-rata 55, sedangkan Jokowi hanya mampu mendapat angka rata-rata 48. Google Trends Prabowo Sandi dan Jokowi Amin. Google TrendsHal ini memang tidak terkait dengan bagaimana pasangan ini saling mengungguli nantinya pada Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Google Trends sendiri dibuat berdasarkan data-data penelusuran yang terjadi pada mesin pencari Google. Hasilnya yang akan dianalisa dan menjadi patokan untuk Google Trends. Baca Juga Interogasi Pasangannya, Remaja Cewek Ini Bikin Cowok Auto Panik Data ini tidak bias dan bersifat anonim yang bisa dikategorikan dan dikelompokan. Adanya Google Trends ini membantu Google untuk mengerti minat penggunanya pada topik-topik tertentu. Google Trends ini pada dasarnya bisa menjadi patokan siapa saja yang ingin mengetahui topik atau kata kunci apa yang sedang hangat dan menjadi perbincangan di internet. Jika demikian, banyak netizen yang rupanya penasaran dengan sosok capres dan cawapres 2019, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ini ya.

Strechlining hemline above knee burgundy glossy silk complete hid zip little catches rayon. Tunic weaved strech calfskin spaghetti straps
JAKARTA - Presiden Joko Widodo Jokowi bertemu dengan Menteri Pertahanan Menhan Prabowo Subianto pada Rabu 7/6 sore di sebuah lobby hotel di Kuala Lumpur, Malaysia. Menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Menhan Prabowo saat itu tengah menyambut ketibaan Presiden dan Iriana Jokowi. "Tadi sore Pak Menhan menyambut kedatangan Bapak Presiden dan Ibu Iriana di lobby hotel," kata Bey, Kamis 8/6. Dalam kesempatan itu, Jokowi dan Prabowo pun sempat berbicara sebentar. Namun Bey mengaku tidak mengetahui isi pembicaraan yang dibahas keduanya. "Tampak juga Bapak Presiden dan Pak Menhan sempat berbicara sebentar, tapi saya tidak tahu apa yang dibicarakan dalam waktu yang sebentar itu," ujarnya. Bey menambahkan, kehadiran Prabowo di Malaysia untuk mendampingi kunjungan kerja Presiden bertemu Perdana Menteri PM Malaysia hari ini bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju lainnya. "Menhan Prabowo menjadi bagian dari menteri-menteri lain delegasi yang mendampingi Presiden bertemu PM Malaysia," kata Bey. Sebelumnya Juru Bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak mengunggah video pertemuan Jokowi dan Prabowo di sebuah lobbi hotel di Malaysia melalui akun Instagram miliknya. Di video tersebut tampak Jokowi dan Prabowo berbincang sambil tertawa. Tampak juga sejumlah menteri lainnya seperti Menko Polhukam Mahfud MD dan Mendagri Tito Karnavian. Presiden Joko Widodo Jokowi sebelumnya juga menyebut belum bertemu dengan Menteri Pertahanan Menhan Prabowo Subianto terkait proposal perdamaian yang diajukannya untuk Ukraina-Rusia. Ia mengatakan akan secepatnya memanggil Prabowo untuk menjelaskan terkait proposalnya tersebut. Usulan tersebut disampaikan Prabowo saat menghadiri acara menteri-menteri pertahanan International Institute for Strategic Studies ISS Shangri-La Dialogue ke-20 di Singapura pada Sabtu 3/6. “Secepatnya, tapi belum. Belum ketemu,” ujar Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu 7/6. Dalam helatan tahunan menteri-menteri pertahanan International Institute for Strategic Studies ISS Shangri-La Dialogue ke-20 di Singapura pada Sabtu 3/6, Prabowo menyampaikan usulannya untuk resolusi konflik Rusia-Ukraina. Presiden Jokowi pun menegaskan bahwa proposal perdamaian tersebut merupakan usulan pribadi dari Prabowo, bukan pemerintah. “Itu proposal dari Pak Prabowo sendiri,” kata Jokowi di rakernas III PDIP, Selasa 6/6. Karena itu, ia akan memanggil Prabowo untuk meminta penjelasan terkait proposal tersebut. “Hari ini atau besok akan saya undang, untuk minta penjelasan apa yang Pak Menhan sampaikan,” kata dia. Dalam Pertemuan Shangri-La Dialogue di Singapura, Menhan Prabowo Subianto menyampaikan beberapa usulannya untuk resolusi konflik Rusia-Ukraina. Salah satu usulannya yakni meminta agar Ukraina dan Rusia segera melakukan gencatan senjata. Selain itu, ia juga meminta Persatuan Bangsa-Bangsa PBB untuk membentuk pasukan penjaga perdamaian dan menempatkan di wilayah demiliterisasi sekarang ini, serta menyelenggarakan referendum untuk masyarakat yang tinggal di wilayah demiliterisasi. Pemerintah Ukraina pun dilaporkan menolak usulan yang ditawarkan oleh Prabowo. Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov menilai proposal perdamaian yang ditawarkan Prabowo merugikan negaranya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini GELORACO - Popularitas Jokowi vs Prabowo di Google Trends pada hari kedua masa kampanye terbuka menunjukkan jarak yang cukup jauh. Prabowo memperoleh nilai popularitas sebesar 69,38%, sementara Jokowi hanya memperoleh 30,62%. Dilansir Katakini, informasi tingkat popularitas Jokowi vs Prabowo ini diperoleh dari data google yang diambil Senin Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail JAKARTA - Pihak Istana melalui melalui Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin membenarkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memanggil Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 9/6/2023 petang. Sebelumnya Prabowo tampak mendatangi Istana melalui pintu Bali, samping masjid Baiturrahim komplek Istana sekitar pukul WIB. Pintu tersebut merupakan pintu masuk tamu VVIP Presiden Jokowi. "Betul Pak Menhan dipanggil Bapak Presiden ke Istana Merdeka sore ini," kata Bey. Ia mengatakan pemanggilan tersebut merupakan agenda biasa. Sebagai Presiden, Jokowi kerap memanggil para Menterinya ke Istana. Baca juga Prabowo Subianto Temui Presiden Jokowi di Istana, Bahas Proposal Damai Rusia vs Ukraina? "Kan biasa Bapak Presiden memanggil menteri-menterinya. Tentunya ada hal yang perlu dibahas atau didikusikan dengan menteri yang dipanggil," katanya. Bey mengatakan Presiden Jokowi telah menanyakan soal proposal perdamaian perang Ukraina yang disampaikan Prabowo pada forum internasional. Presiden kata Bey akan menyampaikan hasil diskusi tersebut kepada awak media. "Bapak Presiden tentunya sudah menanyakan terkait masalah ini. Tapi untuk hasil pembahasannya apa, pada saatnya Bapak Presiden akan menyampaikan langsung pada teman-teman media," katanya. Baca juga Demokrat Kemungkinan Gabung Gerindra Dukung Prabowo Jika AHY Tak Dipilih Jadi Cawapres Anies Sebelumnya Presiden Jokowi menyampaikan akan bertemu Prabowo secepatnya. Pertemuan tersebut terkait dengan proposal perdamaian perang di Ukraina yang diusulkan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto di forum internasional. Sebelumnya Presiden Joko Widodo Jokowi mengatakan bahwa proposal perdamaian perang di Ukraina yang diusulkan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto bukan berasal dari dirinya. Proposal perdamaian Rusia-Ukraina yang disampaikan pada KTT pertahanan Shangri-La Dialog di Singapura tersebut kata Jokowi, berasal dari Prabowo sendiri. "Itu dari pak Prabowo sendiri," kata Jokowi usai menghadiri Rakernas III PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa 6/6/2023. Jokowi mengatakan belum bertemu lagi dengan Prabowo usai usulan tersebut disampaikan di Singapura. Ia akan segera memanggil Prabowo untuk meminta penjelasan mengenai proposal usulan perdamaian itu.
Kemudian lanjut dia, hasil penelusuran Komunikonten (Institut Media Sosial dan Diplomasi) di Google Trends periode 30 Maret 2019 untuk 4 jam terakhir, yang dilihat sekitar pukul 23.00 WIB, Prabowo Subianto lebih populer dibanding Joko Widodo. Popularitas Prabowo memuncak pada pukul 20.44 WIB. Jokowi dan Prabowo saat debat keempat capres di
Indonesians will next month cast their votes in their third presidential election since the end of president Suharto’s “New Order” regime in 1998. The new democracy has struggled to establish effective and clean governance. Parts of Indonesian politics have been slow to reform, including the political culture that supports corruption and the vested interests of members of the political, military and business elite. The big question around the July 9 election is whether it will be able to provide a new kind of political leadership. In Indonesian politics, high-profile figures from the old regime continue to play important roles alongside emerging leaders. In the 2014 presidential elections, voters have a choice between the old and new guard former military general Prabowo Subianto and Jakarta governor Joko “Jokowi” Widodo. The candidates Prabowo is the son of president Suharto’s trade minister and an established member of the political and military elite. He was a protégé and former son-in-law of Suharto. Prabowo is a controversial figure in Indonesian politics. He was removed from his army command following allegations of human rights violations in 1998. Unlike Prabowo, Jokowi comes from a poor background. He worked his way up to mayor of the mid-sized town of Solo and then to governor of Jakarta in 2012. He has a unique blusukan management style, which includes making unannounced visits to the streets to find out problems on the ground. Jokowi’s candidacy has been portrayed as an opportunity for Indonesia to break away from the old order. However, this is only partially true. He is backed by the Indonesian Democratic Party of Struggle PDIP, chaired by former president Megawati Sukarnoputri, the daughter of Indonesia’s first president Sukarno. Nevertheless, Jokowi is a rather unconventional presidential candidate. He has been reluctant to do the big political speeches that are a regular feature of Indonesian politics. Both candidates have sought to distance themselves from current president Susilo Bambang Yudhoyono, whose popularity plunged in his second term due to high profile corruption scandals and a reputation for indecisiveness. Prabowo has carefully created an experienced strongman’ image with a “firm and decisive” leadership style. Jokowi has stuck to his reputation for listening to ordinary citizens and clean governance. Corruption is the key issue According to Transparency International, 89% of Indonesians view the parliament as either corrupt or extremely corrupt. It is not surprising that this was one of the key themes of the first presidential debate held on June 9. The candidates answered questions relating to democratic development, clean government and legal certainty. Both teams agreed on the importance of improving democracy in Indonesia. Jokowi, supported by his vice-presidential nominee Jusuf Kalla, argued that democracy is about “listening to the people’s voices”. He suggested reforming political parties to reduce corruption. Subianto, with his vice-presidential nominee Hatta Rajasa, promised to increase the salaries of law enforcers. While candidates agreed they would strengthen the Corruption Eradication Commission, the debate highlighted the lack of a comprehensive corruption policy from either candidate. This reflects the importance of charisma in Indonesian political culture. Voter recognition is more likely to determine electoral results than developed policy. A key moment in the debate was when Kalla asked Prabowo how he would resolve past human rights violations. Through Kalla, the Jokowi campaign has been clearly attempting to remind voters of allegations that Prabowo was involved in the kidnapping of pro-democracy activists. It is unclear how this human rights issue may play out during the rest of the campaign. Many Indonesians have resented the perceived “special treatment” of military leaders regarding the punishment of crimes. However, there is a risk for the Jokowi campaign that focusing too much attention on Prabowo’s past may invoke sympathy among voters. Economic policies The second debate on June 15 focused on the economy and welfare. There is little difference in Prabowo and Jokowi’s economic policies. They have both expressed similar beliefs in economic nationalism and protectionism. They have also appealed to the populist idea that there is too much foreign ownership in Indonesia. During the debate, Jokowi focused on the importance of small business and gave specific examples from his political experience. This approach could backfire if voters do not trust that he has the experience to run the world’s third largest democracy. Prabowo, on the other hand, focused on broader economic issues, promising to seal budgetary leaks and blaming foreign investors for exploiting Indonesia’s resources. According to Indonesian newspapers Kompas, The Jakarta Post and The Jakarta Globe, most agreed that Jokowi won the first debate. However, he failed to achieve a knockout blow’. While Jokowi has been the front-runner for over a year, the gap between the two candidates is closing. Some recent polls now have Prabowo ahead of Jokowi. Jokowi’s style of grassroots campaigning might work in Solo or even Jakarta. However, in a nation of over 190 million registered voters across 6000 inhabited islands, reaching out to the broader nation will be critical.
Jakarta H-1 Pilpres 2019 big data menunjukkan Prabowo akan mengalahkan Jokowi. Melihat hasil perbandingan minat pencarian kepada kedua kandidat di Google, Prabowo lebih banyak dicari
RadenTrimutia Hatta. 19 Mei 2014, 19:01 WIB. 19. Perbesar. Ilustrasi Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta (Liputan6.com) Liputan6.com, Jakarta Oleh Sunariyah, Lukman Rimadi, Taufiqurrohman, Silvanus Alvin, Andi Muttya Keteng, Oscar Ferry. Senin 19 Mei 2014 pagi, kemeriahan terlihat di sebuah rumah di Jalan Brawijaya No. 6 Jakarta Selatan. Mendekatihari 17 agustus, malah mengingatkan bahwa hari ini debut lagu epic rap battle jokowi dodo vs menteri prabowo Setelahmelihat Debat Capres/Cawapres yang pertama, rasanya tidak sabar menunggu debat Capres yang kedua, yang insya Allah akan dilangsungkan pada Har hBPja.
  • j5jic6879b.pages.dev/289
  • j5jic6879b.pages.dev/432
  • j5jic6879b.pages.dev/487
  • j5jic6879b.pages.dev/130
  • j5jic6879b.pages.dev/145
  • j5jic6879b.pages.dev/475
  • j5jic6879b.pages.dev/96
  • j5jic6879b.pages.dev/483
  • google trend prabowo vs jokowi