Stagetwo : di dalam kelas Seperti biasanya setiap hari Senin pagi, saatnya bimbingan konseling memberikan layanannya, yang akan dilakukan oleh Ibu Reyhan kepada anak kelas X1. Kelas yang diduduki Fya, Rey dan Tari.
A. Perkenalan dan Keakraban Setiap siswa baru yang mengalami proses pindah sekolah karena jenjang pendidikan, misalnya dari sekolah dasar ke sekolah menengah pertama atau dari sekolah menengah pertama ke sekolah menengah atas, pasti memiliki permasalahan dalam pertemanan dan sosialisasi di dalamnya. Siswa baru masih mempunyai rasa malu yang besar untuk berkenalan dan berteman. Mereka lebih memilih diam atau hanya bermain dengan teman berlatar sekolah yang sama sebelumnya. Begitu juga siswa yang pindah tingkat dari tujuh naik ke kelas delapan, kemudian dari kelas delapan naik ke kelas Sembilan di sekolah menengah pertama dan begitu juga pada tingkatan kelas di sekolah menengah atas, mengalami kegundahan karena teman yang sebelumnya dekat dan selalu bersama, sekarang harus berpisah dan harus beradaptasi lagi dengan suasana yang baru, teman yang baru, dan lingkungan yang baru. Melihat fenomena di atas, guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor atau Fasilitator memiliki peran yang penting dalam masa orientasi membantu siswa memecahkan permasalahan pertemanannya dan mengkondisikan susasana pembelajaran menjadi berkesan, bermakna, bermanfaat, dan tentunya menyenangkan. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mengenalkan diri sendiri dan menjalin keakraban menjelaskan identitas dirisiswa dengan percaya diri, menerima dengan terbuka terhadap siswa lain, juga proses timbal balik dengan mengenal siapa sosok teman baru, mengetahui teman baru dengan segala seluk beluknya dan rasa ingin tahu yang dimiliki sesama manusia. Beberapa permainan dalam Bimbingan dan Konseling pada Perkenalan dan Keakraban antara lain “Ini Namaku” , kemudian “Jendela Diriku”, selanjutnya “Siapakah Aku”. INI NAMAKU Tujuan Menjalin keakraban antar peserta dan bisa saling mengenal satu sama lainnya. Bidang Bimbingan Pribadi, sosial Waktu 15 Menit Bahan/Alat 1 bola tennis Jumlah pemain Berkelompok7-20 Langkah Permainan 1. Peserta diminta melingkari fasilitator 2. Fasilitator memberikan bola tennis kepada salah satu peserta dan memintanya memperkenalkan diri dengan cara melemparkan bola ke atas sebanyak tiga kali sambil menyebutkan namanya. Misalnya “Ini namaku Ani” lempar…..”Ani” Lempar…. “Ani” Lempar. 3. Kemudian peserta tersebut Ani diminta mengoperkan bola kepada peserta lain secara acak, sambil mengatakan “giliranmu…..” 4. Peserta yang mendapatkan bola menjawab “Terima kasih Ani…” Setelah itu ia memperkenalkan dirinya dengan cara yang sama seperti yang dilakukan peserta sebelumnya dengan kalimat “Saya Rudi. Saya mendapat bola dari Ani. Giliranmu…” 5. Peserta yang mendapat lemparan bola dari Rudi menjawab dengan “ Terima Kasih Rudi….” Setelah itu ia memperkenalkan dirinya sendiri dengan cara yang sama seperti yang dilakukan peserta sebelumnya dengan kalimat “Saya Dani”. “Saya mendapat bola dari Rudi, Rudi mendapat bola dari Ani. Giliranmu…” 6. Langkah poin 5 dilakukan sampai semua peserta mendapatkan bola dan memperkenalkan diri serta mengenal peserta-peserta sebelumnya. 7. Peserta terakhir harus mengembalikan kepada peserta pertama dengan terlebih dahulu mengatakan “Terima Kasih… sebut nama pemberi bola. Nama saya Desi. Saya mendapat bola dari ……. Menerima bolas dari….yang sebelumnya mendapatkan dari…. Dstmenyebutkan semua nama anggota kelompok. Sekarang bola ini saya kembalikan kepada Ani Peserta Pertama. Bola ini kukembalikan padamu Ani” Evaluasi dan Refleksi 1. Apakah peserta hafal pada urutan bola yang diterimanya? 2. Apakah peserta mampu mengingat nama teman-temannya? 3. Apakah dinamika kelompok ini berjalan dengan lancar? 4. Apakah makna dari permainan ini? Point Belajar Learning Point yang diperoleh Melalui berbagai pertanyaan dan diskusi, Konselor/Guru Pembimbing/Fasilitator memfasilitasi peserta untuk menemukan poin-poin belajar sebagai berikut 1. Mengenal dan memahami orang lain membutuhkan kesungguhan karena jika tidak akan menimbulkan kesalahan. 2. Saling terbuka merupakan salah satu kunci yang memudahkan usaha untuk saling mengenal. 3. Bisa terbuka sehingga diri bisa dikenal orang lain dan mampu mengenal orang lain akan membuat diri mereka nyaman di tengah-tengah kehadiran orang lain. JENDELA DIRIKU Tujuan Untuk mengenal siapa dirinya, temannya, Refleksi diri dan keakraban Bidang Bimbingan Pribadi, sosial Waktu 45 menit Bahan Pulpen, kertas Langkah Permainan 1. Fasilitator membagikan kertas yang sudah ada kotak “JENDELA DIRIKU” 2. Fasilitator menugaskan peserta untuk menjawab pertanyaan dalam kotak “JENDELA DIRIKU” 3. Peserta menuliskan jawaban dari semua pertanyaan 4. Peserta mendiskusikan jawaban dengan saling merespon satu sama lain Pertanyaan 1. Apakah makanan yang disukai dan tidak disukai? 2. Apakah kegiatan yang disukai dan tidak disukai? 3. Apakah benda yang disukai dan tidak disukai? 4. Apakah hobimu? 5. Apakah kelebihanmu? 6. Apakah Kekuranganmu? 7. Bagaimana kenangan yang menyenangkan dan menyedihkanmu? 8. Apa cita-cita dan harapanmu? Evaluasi dan Refleksi 1. Apakah peserta dapat menyelami siapa dirinya, yang mungkin selama ini terlupakan? 2. Apakah peserta dapat mengenal temannya dengan segala keadaannya? 3. Adakah peserta dapat empati dan simpati terhadap kondisi temannya? 4. Apakah peserta terbuka akan dirinyadan berbagi dengan temannya? 5. Perlu dianalisis juga, apakah kegiatan berjalan dengan lancar? 6. Adakah peserta yang tidak jujur kepada anggota pesertanya? 7. Apakah makna dari permainan ini? Point BelajarLearning Point yang diperoleh Melalui berbagai pertanyaan dan diskusi, konselor/Guru Pembimbing/Fasilitator memfasilitasi peserta untuk menemukan poin-poin belajar sebagai berikut 1. Memberikan ungkapan-ungkapan yang membuat peserta lebih mengerti akan dirinya dan teman kelompoknya. 2. Kejujuran dan rasa berbagi terhadap apa yang dimiliki untuk didiskusikan dengan kelompok membawa dampak yang menyenangkan untuk sebuah kebersamaan. 3. Apabila ada peserta yang tidak jujur terhadap jawabannya, akan menjadikan catatan bagi fasilitator untuk dilanjutkan dalam kegiatan konseling Individual. SIAPAKAH AKU? Tujuan Melatih kepekaan, ingatan, dan keterbukaan peserta dengan menebak siapa pemilik tulisan. Bidang Bimbinga Pribadi, Sosial Waktu 25 Menit Bahan/Alat Kertas ukuran A4 dan pulpen sesuai jumlah peserta, mangkuk kecil Jumlah Peserta 7-20 orang Langkah Permainan 1. Fasilitator membagikan kertas beserta pena kepada setiap peserta. 2. Minta masing-masing peserta untuk menuliskan 3 hal tentang dirinya, sebisa mungkin hal-hal yang jarang atau tidak banyak diketahui orang lain. 3. Kumpulkan dan acak kertas dalam mangkuk, kemudian ambil satu kertas dan bacakan tulisan di dalamnya. 4. Jika ada peserta yang bisa menebak siapa pemilik tulisan tersebut berikan hadiah kecil padanya. Jika tidak ada satupun peserta yang bisa menebak, berikan hadiah pada pemilik tulisan tersebut. Evaluasi dan Refleksi 1. Adakah anggota kelompok yang tidak bisa menebak? 2. Adakah kebingungan yang lama dari peserta untuk menebak? 3. Apakah makna dari permainan ini? Point Belajar Learning Point yang diperoleh Melalui berbagai pertanyaan dan diskusi, konselor/ guru Bimbingan dan Konseling/Fasilitator memfasilitasi peserta untuk menemukan poin-poin belajar sebagai berikut 1. Menggiring peserta untuk lebih seksama kata yang dituliskan pada kertas. 2. Membentuk daya ingat akan kenangan dengan penulis tersebut dan akan membawa suasana yang hangat dan ceria. Sumber Buku 55 Permainan Games dalam Bimbingan dan Konseling- Paramitra Publishing
Permainansimulasi merupakan gabungan antara bermain peran dan berdiskusi. Dalam permainan simulasi, para pemain bermain secara berkelompok, saling berkompetisi untuk mencapai suatu tujuan, diikat oleh aturan-aturan tertentu yang telah disepakati bersama (Romlah,2006). Dalam memberikan layanan bimbingan, permainan simulasi dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan bimbingan.

Oghg 9 Mlresteog Arvgobg UujestekreoeCajgs 9 2 / D OEH 9 7< Iaoes parhgeogo bgo mkotkloyg gDarhgeo skjetaer gbgjgl darhgeo saoberego. ]adgfge mkotkl gbgjgl gogc ygof darhgeo baofgo dadargpg rkdkt bgo dkoacgoyg, eg gcgo tarjelgt darhgeo saobere ,dardemgrg saobere bgo tarjelgt goal dgfe dadargpg krgof. Oghuo pkeot oyg gbgjgl, dgfgehgog eg dglgfeg bgo saogof baofgo buoegoyg. Etujgl tgobg eg sabgof bgjgh skjetaer pjgy, eg haoechgte sggt darhgeo saoberego. Eg maobaruof tebgctarjgju nkmus pgbg sacetgr bgo jadel nkmus pgbg gpg ygof eg sabgof jgcucgo. gogc raotgof useg 7-= tgluo { ]uhdar 9 Nehajg/ dy Rlaraseg Cgrk cgrk} dDarhgeo Pgrgjaj gbgjgl gbgjgl cafegtgo darhgeo ygof bejgcucgo darcajkhpkc gtgu dgoygc krgofbaofgo gjgt gtgu habeg ygof sghg oghuo hgseof-hgseof eobevebu darhgeo saobere. Igbe eg gcgo maobaruof nkcus baofgo hgeogo ygof sabgof eg hgeocgo, hasce be sacetgroyg gbg tahgooyg ygof iufg sabgof darhgeo parhgeogo ygof sghg. Vgjgupuo gogc hgsel seduc baofgo buoegoyg saobere bgo tebgc hahparlgtecgo tahgooyg ygof jgeo, iaoes parhgeogo eoe hahdarecgo casahpgtgo gogc uotuc haoigjeo luduofgo baofgo krgof 9 haracg sgjeof dartucgr hgeogo gtgu hahujge kdrkjgo camej baofgo tahgooyg haofaoge Gsksegten gbgjgl cafegtgo darhgeo ygof bejgcucgo kjal dadargpg gogc darsghg sghg, tatgpe tebgc gbg pargturgo hgsg .Mkotkl 9 gogc sabgof hajelgt tahgo sadgygoyg hgeo patgc uhpat. Catecg etu, se camej tebgc gcgo sacgbgr haofghgte, tgpe iufg ecut darjgrego haomgre gtgu haofajejeofe tahgo-tahgooyg ygof sabgof darhgeo. Oghuo bgjgh tglgp eoe gogc dajuh haofarte mgrg Ckkpargten gbgjgl cafegtgo darhgeo ygof sategp gogc hahejece pargo ygof tajgl bedarecgo, bgo hahejece paomgpgeo gtgu tgrfat bgjgh parhgeogoyg cajkhpkc . degsgoyg darhgeo ckkpargten bejgcucgo kjal gogc-gogc ygof jadel dasgr gtgu subgl darsackjgl. Parhgeogo eoe haoffuogcgo sahug catarghpejgo sksegj ygof behejece gogc, tarutghg bgjgh darckhuoecgse. Igbe sahug goffktg cajkhpkc hahejecetuiugo ygof sghg bgjgh haoyajagecgo parhgeogooygmkotkl9 darhgeo sapgc dkjg.{ darhgeo g]aoskry hktkr pjgyParhgeogo ygof hajgtel bgo haoffuogcgo sgtu eobarg gtgu jadel paofjelgtgo, paobaofgrgo, paomeuhgo, paofamgp bgo pargdg. Parhgeogo eoe darfuog uotuc haobkrkof gogc dajgigr kdsarvgse, haostehujgse eobarg, bgo hahdgofuo luduofgo sygrgn be ktgc. ]estah hktkrec haoffargccgo stehujgse saoskrec bgo stehujgse / uhpgo dgjec saoskrec haoffargccgo ktgc. ]gofgt paoteof haoeofcgtcgo bgo haofahdgofcgo catarghpejgo eoe uotuc hahdgotu bgjgh parejgcu bgo pahdajgigrgo gcgbahes. ]areof cgje, gogc-gogc ygof dariugof baofgo pahdajgigrgo tebgc mucup haofahdgofcgo sestah saoskrec bgo hktkrec. Catarghpejgo hktkrec haomgcup ckkrbeogse cabug sese tudul ckkrbeogse dejgtargj, cacugtgo bgo ogbg ktkt, catarghpejgo hktkrec cgsgr bgo lgjus, casaehdgofgo bgo pkstur tudul vastedujgr, pajgmgcgo bgo pkstur vastedujgr, pajgmgcgo vesugj bgo ckkrbeogse, retha bgo wgctu, bgo bkheogse.

まとめ)ゼブラ ブレン05 黒 BAS88-BK〔×200セット〕 その他事務用-文具、ステーショナリー-キッチン、日用品、文具- (まとめ)ゼブラ ブレン05 黒 BAS88-BK〔×200セット〕 ds-2179349 cocorom
Harisah Anis Follow Penulis di Tripven. Sangat menyukai Sejarah dan saat ini sedang menjalani Pendidikan di UMP Purwokerto. Januari 11, 2021 5 min read Belajar merupakan sesuatu yang serius dan penting, tapi bukan berarti dalam prosesnya siswa dan guru tidak bisa ceria dalam melaksanakannya. Faktanya ketika siswa dan guru melakukan permainan dalam beberapa kesempatan pembelajaran, hal tersebut dapat meningkatkan motivasi dan membantu siswa menjadi lebih nyaman, rileks, terbuka dan bisa berpikir kreatif. Kenapa Bermain?BingoSalam dan Sapaan Permainan dalam KelasBercerita LucuPerkenalanPagi, Siang dan MalamSambung KataTujuh DorBos Berkata Permainan dalam KelasMenguji Respon dan KecepatanMengingat NomorMemberikan Pertanyaan Aneh Tebak-tebakan Lagu dan Gerakan20 PertanyaanPermainan Dictionary KamusTabooPermainan KategoriKesimpulan Permainan dalam Kelas Kenapa Bermain? Bagi beberapa siswa, belajar mungkin sesuatu yang berat dan menyebalkan. Hal tersebut bisa karena pengaruh lingkungan dan pola pikir siswa yang salah dan belum mengenal arti belajar yang sesungguhnya. Dengan menyelipkan permainan di kelas yang mendidik, guru bisa membuat terobosan lain seperti meningkatkan kosakata, meningkatkan kerja sama antar siswa, mengurangi stres, meningkatkan motivasi dan mempersiapkan pembelajaran berikutnya agar bisa lebih fokus. Sehingga pola pikir siswa dalam melaksanakan belajar dalam kelas bisa berubah. Untuk itu kami menyusun beberapa permainan game yang bisa dilakukan di kelas, serta pemilihan waktu belajar yang baik dan benar. Berikut merupakan beberapa permainan dalam kelas Bingo Permainan yang sudah lama populer ini bisa beradaptasi dengan kelas dengan sangat mudah. Dengan permainan bingo siswa bisa mengerti tentang sinonim dan antonim kata. Selain itu permainan ini bisa meningkatkan pemecahan masalah pada siswa. Bagi guru yang belum tahu apa itu permainan bingo dan caranya bisa kunjungi tautan ini Bingo. Salam dan Sapaan Permainan dalam Kelas Fungsi Bisa bermanfaat agar siswa fokus pada guru Menciptakan kelas yang stabil, di mana kelas gaduh menjadi tenang Siswa lebih fokus dan berhenti melakukan keributan. Caranya Guru memberikan instruksi kepada siswa, bila guru mengatakan Assalamualaikum, siswa membalas dengan Waalaikumsalam. Kata sapaan atau bisa berbagai macam, contoh Guru Assalamualaikum, hai, hallo, apa kabar dsb. Siswa Waalaikumsalam, halo, hai, baik dsb. Games ini hanya membutuhkan konsentrasi dan suara. Jika siswa melakukan kesalahan dalam menjawab, maka siswa akan diberi hukuman berupa maju didepan kelas dan melakukan hiburan. Bercerita Lucu Fungsi Agar pikiran bisa santai Mencairkan suasana kelas yang kaku Caranya Guru cukup bercerita mengenai hal yang dianggap lucu dan menarik, bisa mencari di internet atau berdasarkan pengalaman pribadi. Perkenalan Fungsi Siswa bisa kenal dan menjadi lebih akrab dengan teman satu kelasnya. Menciptakan pengenalan satu sama lain antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Caranya Buat grup dengan sepuluh anggota, kemudian kesepuluh anggota tersebut membentuk lingkaran. Beri kesempatan siswa untuk saling mengenal satu sama lain selama 5 hingga 8 menit. Berikutnya pilih salah satu siswa untuk memulai perkenalan, kemudian siswa yang telah mengenalkan diri menunjuk salah satu siswa untuk memperkenalkan diri juga. Bila siswa tidak bisa memperkenalkan diri, maka akan dihukum, namun hukumannya harus menghibur. Pagi, Siang dan Malam Fungsi Bisa mengusir kebosanan pada siswa Siswa bisa lebih fokus dan konsentrasi. Menstimulasi kesigapan gerak tangan dan pendengaran/ Suasana kelas bisa menjadi lebih seru dan asyik. Caranya Guru akan menyebutkan waktu siang, pagi dan malam, penyebutan waktu tersebut dengan bercerita. Ketentuan dalam permainan ini adalah bila guru menyebutkan waktu maka siswa akan Pagi Melakukan tepuk tangan 1 kali. Siang Melakukan tepuk tangan 3 kali. Malam Melakukan tepuk tangan 2 kali. Guru bisa melafalkan waktu secara urut maupun acak. Bila siswa salah dalam melakukan gerakan maka bisa dihukum. Sambung Kata Fungsi Agar otak siswa bisa tangkas dalam berpikir. Siswa bisa lebih berkonsentrasi dalam mendengar dan berpikir. Caranya Membuat lingkaran Siswa akan menyebutkan satu kata, lalu kata tersebut diteruskan oleh siswa sebelahnya. Guru akan memulai games dengan memberi satu buah kata lalu menginstruksikan satu peserta untuk dilanjutkan. Bila siswa mengutarakan kata yang tidak masuk akal dan tidak pas maka siswa akan kalaih. Siswa harus menjawab maksimal dua detik. Siswa yang kalah harus keluar lingkaran. Games harus berlangsung secara melingkar sampai tersisa satu siswa yang nantinya menjadi juara. Tujuh Dor Fungsi Fokus dan konsentrasi siswa meningkat Pembelajaran akan lebih asik dan menarik. Caranya Siswa akan melakukan perhitungan dari bangku awal satu sampai tujuh, namun pada perhitungan ke tujuh siswa harus mengatakan dor’ Maksudnya adalah tujuh akan berubah menjadi kata dor. Setelah kata dor diucapkan maka selanjutnya perhitungan akan diulang dari angka satu kembali. Selain bisa dimulai dari baris depan, guru juga bisa melakukan pengacakan penunjukan siswa dalam memulai perhitungan. Bila siswa salah dalam menjawab, maka siswa tersebut mendapatkan tugas dari guru. Bos Berkata Permainan dalam Kelas Fungsi Siswa bisa lebih konsentrasi dan fokus. Mengetes siswa dalam pemahaman sebuah perintah. Caranya Siswa akan diberi instruksi, dengan ketentuan, bila guru memakai kata Bos berkata maka siswa harus mengikuti apa yang dikatakan guru. Bila guru tidak memakai kata Bos berkata maka siswa tidak boleh mengikuti perintah. Contoh jika guru mengucapkan “bos berkata angkat tangan” maka siswa harus mengangkat tangannya. Pada sesi ini siswa harus konsentrasi dalam melihat apa yang dikatakan dan digerakan guru. Menguji Respon dan Kecepatan Fungsi Agar siswa bisa aktif dan proaktif dalam bergerak. Bisa mengenal siswa mana yang tangkas dan baik dalam psikomotorik. Bisa membuat siswa lebih percaya dengan dirinya sendiri. Caranya Siswa dihimbau untuk patuh dengan apa yang guru instruksikan. Buat grup dengan cara mengutarakan angka, nantinya angka tersebut akan dikelompokan menjadi satu grup. Misalnya Guru Membuat lima orang dalam satu grup. Siswa mencari lima orang. Guru mencari dua belas orang dalam satu grup. Siswa harus menemukan teman sebanyak dua belas orang termasuk dirinya. Permainan ini menuntut siswa untuk fokus dengan apa yang dihimbau atau diperintahkan guru. Bagi siswa yang tidak memperoleh grup akan dihukum. Games ini juga bisa dilakukan dengan himbauan agar siswa berkumpul dalam suatu lantai. Misalnya Guru dua lantai tiga orang. Siswa diharuskan untuk masuk ke dalam dua lantai dengan jumlah tiga orang di dalam lantai. Guru tiga lantai satu orang siswa harus mengisi tiga lantai. Mengingat Nomor Fungsi Menguji hafalan siswa. Menguji ketangkasan siswa dalam bereaksi. Meningkatkan ketajaman pendengaran dan kesadaran. Caranya Instruksikan siswa untuk melakukan perhitungan dari satu hingga selesai. Siswa dituntut untuk bisa ingat dengan angka yang telah mereka sebutkan. Guru menguji apakah siswa telah mengingatnya atau belum. Misalnya guru menyebutkan angka delapan, maka siswa yang mendapat angka tujuh harus menjawab oke dan selanjutnya siswa akan menyebutkan angka lainya. Guru atau siswa bisa menyebutkan angka bebas, meskipun sudah pernah disebutkan. Siswa harus bereaksi maksimal dua detik, bila lebih dari itu maka siswa akan kalah. Ini berlangsung hingga siswa tersisa sedikit, dan satu orang atau dua orang akan menjadi pemenang. Memberikan Pertanyaan Aneh Tebak-tebakan Fungsi Sebagai hiburan agar siswa tidak stress. Membuat suasana kelas lebih cair. Agar otak dan pikiran siswa bisa out of the box. Siswa bisa mengutarakan opini, asumsi dan pendapat secara cepat dan spontan. Caranya Guru akan memberi pertanyaan, di mana akan berupa jawaban yang tidak masuk akal. Dilakukan pada saat siswa sudah bosan dan lelah dengan pelajaran yang menguras otak. Pertanyaan yang dapat dijawab dan bisa memberikan pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa lain maka akan menjadi pemenang. Lagu dan Gerakan Dengan permainan ini siswa bisa melatih aspek psikomotor, pengetahuan umum dan seni. Dalam penerapannya guru harus bisa melakukan nyanyian sambil bergerak, lagu yang bisa digunakan adalah Kepala pundak lutut kaki. Bahkan bisa menggunakan lagu nasional seperti Dari sabang sampai merauke. Hal tersebut bisa membuat pengetahuan siswa dalam pelajaran Geografi meningkat. 20 Pertanyaan Letakan 20 pertanyaan/objek di meja dan beri siswa waktu untuk mengingatnya. Selanjutnya tutup objek/pertanyaan tersebut dengan kain. Selanjutnya siswa diminta untuk menyebutkan 20 pertanyaan/objek tersebut kedalam sebuah kertas. Pada permainan ini guru akan melakukan pertanyaan kepada siswa untuk meminta setiap apa yang mereka ingat. Bila sesuatu tersebut berupa objek maka siswa disuruh untuk mengingat tetapi bila sesuatu tersebut berupa pertanyaan maka mereka harus mengajukan 20 pertanyaan agar objek bisa lebih jelas. Berikut referensi cara permainan 20 pertanyaan. Permainan Dictionary Kamus Permainan ini bisa dilakukan bagi siswa tingkat SMP dan SMA. Guru bisa memilih setiap kata yang ada di kamus, baik kata dari bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Dengan permainan, ini siswa bisa meningkatkan kemampuan verbal sehingga perbendaharaan kata bisa lebih luas. Dalam penerapannya siswa akan dibagi dalam beberapa kelompok, selanjutnya guru akan memberikan sebuah kata atau kosakata dan selanjutnya siswa akan membuat definisi dari kata tersebut. Definisi yang ada harus dikembangkan dari apa yang ada di kamus. Taboo Permainan ini bisa membuat kosakata dan kalimat siswa bisa lebih banyak. Dalam penerapannya, siswa akan dibagi menjadi dua grup lalu mereka diminta untuk duduk saling berhadapan. Setiap grup akan memutuskan satu orang untuk mewakili grup di depan. Selanjutnya guru akan memberikan pertanyaan kepada kedua perwakilan grup tersebut. Setiap grup akan diberi waktu untuk menjawab maksimal 2 menit. Grup yang paling banyak menjawab akan menjadi pemenang. Permainan Kategori Buat tabel di papan tulis dan tulislah setiap kategori berbeda pada setiap kolom yang ada. Contohnya adalah buah, hewan, nama negara, nama kota dsb. Selanjutnya guru akan memilih huruf alfabet secara acak dan setelah mendapatkan huruf maka siswa diwajibkan untuk menjawab setiap kolom yang diinginkan berdasarkan kesepakatan. Kesimpulan Permainan dalam Kelas Bermain merupakan langkah yang bijaksana bagi guru bila suasana kelas sudah mulai jenuh dan membosankan. Kemampuan menebak suasana tersebut harus bisa dilakukan guru agar setiap kelas yang diajar bisa lebih dinamis dan berkembang. Pilih permainan tersebut dengan bijaksana, terlebih masih banyak sumber permainan lain yang berbentuk model pembelajaran.
4 Bingo. Sebuah permainan cepat dan sederhana yang tidak pernah gagal untuk memotivasi siswa dalam belajar siswa. Bahan Bahan yang di butuhkan: papan tulis dan pena atau kertas dan pena/pensil, ditambah daftar istilah atau konsep khusus subjek, misalnya angka, fonetik, kosakata kunci, rumus ilmiah, atau tokoh sejarah. Raja Grafindo Persada 2000 h48. Contoh permainan simulasi dalam bimbingan kelompok. Keterampilan Yang Harus Dimiliki Oleh Konselor Kelompok Dalam Bimbing Permainan untuk bimbingan kelompok. Permainan dalam bimbingan kelompok. Program ini dilakukan di sekolah dan madrasah di dalam kelas di luar jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Program penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan percaya diri siswa SMA ini dikembangkan berdasarkan hasil kajian konsep teori percaya diri dan permainan dalam bentuk kelompok hasil studi pendahuluan yang relevan dan analisis kebutuhan terhadap pentingnya bimbingan kelompok dalam upaya meningkatkan percaya diri siswa SMA Laboratorium Percontohan. Pengertian Dan Tujuan Bimbingan Konseling Kelompok Pengertian bimbingan kelompok menurut para ahli tahapan dalam layanan bimbingan kelompok Pengertian bimbingan kelompok menurut para ahli 1. Pemberian konseling kelompok untuk meningkatkan empati pelaku bullying di Sekolah Kedinasan Negeri Bandung Timur. Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi. Bila kelompok dapat melakukannya dengan baik dan cepat maka merekalah pemenangnya. Permainan ini dimainkan dalam ruangan tujuannya adalah untukmenumbuhkan kebersamaan antara siswa. 62 menyatakan Bimbingan kelompok berarti memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Erikson dan Freud Santrock2006 berpendapat bahwa bermain merupakan suatu bentuk penyesuaian diri. Contoh rpl bimbingan kelompok berdasarkan pop bk smk. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan teknik permainan kerja sama dalam bimbingan kelompok untukt meningkatkan kemampuan interaksi sosial siswa kelas X-3 SMA. Artinya semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi bebas mengeluarkan pendapat menanggapi memberi saran dan lain-lain sebagainya. Dalam permainan ini tim melakukan pergerakan maju dengan menggunakan kaki secara serenta dan seirama dipandu pemimpin barisan yang paling depan. Prayitno mengemukakan ada empat tahap kegiatan yang perlu dilalui dalam kegiatan bimbingan kelompok yaitu. Karyawisata field trip Kegiatan rekreasi yang dikemas denga metode mengajar untuk bimbingan kelompok dengan tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama dan penuh tanggungjawab. Eva Imania EliasaMPd Permainan Dalam BK dalam MGBK SMA KabSleman 16 November 2011 3 Menurut Santrock 2006 bermain play adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Minta anggota kelompok untuk mendiskusikan apa pesan dalam permainan ini. Kajian Empiris Non-Empiris 31 1-10. Penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan percaya diri siswa. 1 tahap pembentukan yaitu tahapan untuk membantuk kerumunan sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat b. Penelitian Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 20102011. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam bimbingan kelmpokseperti yang disebutkan oleh Tohirin 2007-209 beberapa teknik yang bisa digunakan dalam bimbingan kelompok antara lain. PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN KERJA SAMA DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA Donik Restyowati1 dan Najlatun Naqiyah2 Abstrak. Menurut Prayitno 1995. Kelompok-kelompok tersebut mengatur jarak masing-masing dan membentuk formasi lingkaran dengan tangan kanan menengadah ke tengah formasi dan di rapatkan sehingga membentuk sebuah bidang datar yang bulat. Sehingga siswa terhindar dari gejala salah suai. Peserta di bagi dalam 2 kelompok dengan jumlah yang sama banyak. Asas bimbingan kelompok Asas-asas yang ada dalam layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut. Video ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Kinerja UKIN PPG BK Daljab Angakatan 3 Tahun 2021 Universitas Negeri Surabaya. Jurnal UPI Edisi Khusus 10 127-138. Kelompok mengangkat ketua kelompok dan membuat yel-yel singkat sesuai tema yang yang sudah ditentukan sebelumnya dalam waktu 10 menit. Tujuan dari permainan ini adalah agar seluruh peserta dapat mengenal lebih baik ciri-ciri fisik maupun sifat-sifat mereka dan untuk melatih mereka bekerjasama di dalam kelompok. Materi Layanan Bimbingan Kelompok Dalam layanan bimbingan kelompok materi yang dapat dibahas adalah berbagai hal yang amat beragam dan berguna bagi siswa dalam segenap bidang bimbingan materi tersebut meliputi 7. Menghitung mundur Langkah langkah 1. Prosedur dan Langkah-langkah Bimbingan Kelompok. 178 mengemukakan bahwa Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Minta anggota kelompok untuk berdiri mambentuk suatu lingkaran menghitung secara bergiliran mulai dari 1 sampai 20 atau sejumlah peserta. Siswa duduk berhadapan dengan dibatasi meja belajar sebanyak empat kelompok. 29Dewa Ketut Sukardi Manajemen Pendidikan Jakarta. 16 Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan Tradisional ISSN 2598-2184 JCE Volume 1 Nomor 1 September 2017 bagi lingkungannya hal itu disebut well adjusted atau penyesuaian yang baik. Yang menjadi instruktur dalampermainan ini adalah konselor. Oke jadi bimbingan kelompok itu adalah salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Dalam dokumen EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PERCAYA DIRI SISWA SMA. Permainan kelompok ini dapat digunakan sebagai suatu metode yang berdiri sendiri dalam arti selama proses layanan hanya menggunakan teknik yang dimaksud. Kegiatan bimbingan kelompok berlangsung dalam beberapa tahap. Dalam kesempatan ini diadakan tanya jawab menampung pendapat merencanakan suatu kegiatan dan sebagainya. Sebaliknya jika individu gagal dalam proses penyesuaian diri. Sebagai metode dalam bimbingan kelompok pada umumnya permainan yang digunakan adalah permainan kelompok. Permainan Games Dalam Bimbingan Dan Konseling Pena Khatulistiwa Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Bimbingan Dan Konseling Yrama Widya Buku 77 Games Berkarakter Dalam Bimbingan Konseling Shopee Indonesia Permainan Dalam Layanan Bk Youtube Teknik Permainan Kelompok Dalam Bimbingan Bimbingan Konseling Yrama Widya Buku 77 Games Berkarakter Dalam Bimbingan Konseling Shopee Indonesia Media Permainan Dan Seni Dalam Bimbingan Dan Konseling Teknik Permainan Simulasi Dalam Bimbingan Kelompok Bimbingan Konseling SikapPilihan Karir Siswa Kelas IX E Di SMP Negeri 1 Ungaran Tahun Ajaran 2015/2016" ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 2016 Penulis,
MAKALAH MEDIA PERMAINAN DALAM BK Untuk Memenuhi Tugas Kelompok MK Pengembangan Media BK Yang dibina oleh Febriana, Kelas/Semester A/VI Kelompok 1 Agustinus Missa 1701160081 Maria Euprasia Surat Pati 1701160123 Elisabeth Sri Sulastri 1801160001 Efrita Fridyanti Neonsaet 1801160002 Herlinda Dwi Aulia 1801160005 Maria Oktaviana Santur 1801160006 Elfrida Yulia Murni 1801160009 Savio Kotska Mago 1801160013 Marni Arwati Tampani 1801160017 Kristina Geovarani Thein 1801160018 Ambri Sjioen 1801160022 Mega Eunika Rafael 1801160026 Cristiani Bana 1801160029 Omegarince Roswita Seran 1801160030 UNIVERSITAS NUSA CENDANA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FEBRUARI 2021
1 Memburu Alat Catat. Pilih barang-barang dalam kelas dan lukiskan barang itu dengan cerita baru. Meminta pelajar untuk menerka barang yang disebut. Permainan ini bisa menolong mereka mengenali di mana lokasi alat catat dan simpatisannya dan lebih sensitif dengan sekitar lingkungan. 2. Terka Hobi. Education is an instrument in shaping children's character so that they become a more qualified and independent generation. By nature, a child is born unique with different characters from one another. The difference can be in terms of physical and non-physical. And all of them must be able to be addressed by the education system and the method of attorney by positioning them according to their respective natures. Acts of discrimination both verbal and non-verbal in education must be eliminated and abolished because apart from violating government regulations it also violates the innate nature of a child. At SD Negeri Kedalingan 02 for example, where several children with special needs are given education and teaching according to their nature and needs. They are embraced so that self-confidence grows and they are nurtured using the among method and then directed to develop their potential without discrimination. And indeed educators and teachers have to work twice because they have to prepare two different devices at one time. In terms of their evaluation of the educators and teachers of SD Negeri Kedalingan 02 they are quite good although there are still some problems that must be addressed proportionately. On the other hand, parents in this case must be pro-active and mutually reinforcing for the good of their children in the future without reducing or denying the child's nature Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Journal on Education Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2022, pp. 3572-3579 E-ISSN 2654-5497, P-ISSN 2655-1365 Website Strategi Pembelajaran Inklusi Siti Asiatun1, Heny Kusmawati2, Syaiful Ma’arif3, Komarudin4, Moh Rizal Muttaqin5, Mujib Zuhdi6 1, 2, 3, 4, 5, 6 Sekolah Tinggi Agama Islam Pati STAIP, Jl. Kampus Raya Sawah, Dadirejo, Kec. Margorejo, Pati, Jawa Tengah 59163 Cyachedoel88 Abstract Education is an instrument in shaping children's character so that they become a more qualified and independent generation. By nature, a child is born unique with different characters from one another. The difference can be in terms of physical and non-physical. And all of them must be able to be addressed by the education system and the method of attorney by positioning them according to their respective natures. Acts of discrimination both verbal and non-verbal in education must be eliminated and abolished because apart from violating government regulations it also violates the innate nature of a child. At SD Negeri Kedalingan 02 for example, where several children with special needs are given education and teaching according to their nature and needs. They are embraced so that self-confidence grows and they are nurtured using the among method and then directed to develop their potential without discrimination. And indeed educators and teachers have to work twice because they have to prepare two different devices at one time. In terms of their evaluation of the educators and teachers of SD Negeri Kedalingan 02 they are quite good although there are still some problems that must be addressed proportionately. On the other hand, parents in this case must be pro-active and mutually reinforcing for the good of their children in the future without reducing or denying the child's nature. Keywords inclusion, learning strategies, SD Negeri Kedalingan, the nature of the child Abstrak Pendidikan merupakan instrumen dalam membentuk karakter anak supaya menjadi generasi yang lebih berkualitas dan mandiri. Dalam kodratnya seorang anak terlahir unik dengan karakter berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu bisa dari segi fisiknya maupun non fisiknya. Dan semuanya harus bisa disikapi oleh sistem pendidikan dan cara pengacaran dengan memposisikannya sesuai dengan kodratnya masing-masing. Tindakan diskriminasi baik verbal maupun non verbal dalam pendidikan harus dihilangkan dan hapuskan karena selain menyalahi aturan pemerintah juga menyalahi kodrat bawaan seorang anak. Di SD Negeri Kedalingan 02 misalnya, dimana beberapa anak yang berkebutuhan khusus diberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kodratnya dan kebutuhan. Mereka dirangkul supaya tumbuh kepercayaan diri dan dibina dengan metode among kemudian diarahkan untuk mengembangkan potensi diri tanpa dsikriminasi. Dan memang pendidik maupun pengajar harus kerja dua kali karena harus menyiapkan dua perangkat yang berbeda dalam satu waktu. Dalam hal penilaian terhadap mereka pendidik dan pengajar SD Negeri Kedalingan 02 sudah cukup baik walaupun masih menyisakan beberapa problem yang harus disikapi dengan proposional. Di sisi lain orang tua dalam hal ini harus pro aktif dan saling menguatkan untuk kebaikan anak ke depannya tanpa mengurangi maupun menafikan kodrat anak. Kata kunci inklusi, strategi pembelajaran, SD Negeri Kedalingan, kodrat anak Copyright c Siti Asiatun, Heny Kusmawati, Syaiful Ma’arif, Konmarudin, Moh Rizal, Muttaqin, Mujib Zuhdi Corresponding author Siti Asiatun Email Address Cyachedoel88 Jl. Kampus Raya Sawah, Dadirejo, Pati, Jawa Tengah Received 06 January 2023, Accepted 20 January 2023, Published 20 January 2023 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi seluruh umat manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat tumbuh kembang dengan tujuan yang akan di raih dan di capai. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi sampai liang lahat Sadiman, 2011. Pendidikan di Indonesia yang begitu banyak dengan latar belakang yang berbeda-beda tetap bisa bersatu, bersama dan mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bangsa, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip Binneka Tunggal Ika, yaitu mesti berbeda-beda tetapi Strategi Pembelajaran Inklusi, Siti Asiatun, Heny Kusmawati, Syaiful Ma’arif, Komarudin, Moh Rizal Muttaqin, Mujib Zuhdi3573 hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Jika hal itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga. Dengan kolaborasi perbedaan tersebut dapat menciptakan satu kesatuan. Perbedaan dalam belajar itu dapat terjadi dimana saja seperti perbedaan fisik, agama, suku dan anak yang berkebutuhan khusus, dan mereka semua harus mendapatkan hak yang sama dalam mem peroleh pendidikan. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan atau penyimpangan fisik, mental-intelektual, sosial, emosional dalam proses pertumbuhan atau perkembangan dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan dan pendidikan khusus Cahyaningrum, 2012. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus karena adanya gangguan perkembangan dan kelaian yang dialami anak Pitaloka, 2022. Dengan demikian, jika anak berkebutuhan khusus itu mempunyai penyimpangan atau kelainan tetapi hal tersebut tidak signifikan sehingga tidak memerlukan pelayanan pendidikan khusus, maka anak itu bukan disebut anak yang berkebutuhan khusus ABK. Di SD Negeri Kedalingan 02 sangat memperhatikan dan menghargai potensi-potensi yang dimiliki peserta didik walaupun berbeda-beda, hal tersebut sesuai dengan ajaran kemerdekaan. Selain hal itu, semua warga sekolah juga saling menyayangi, mengahargai satu sama lain, hal tersebut sesuai dengan konsep kemanusiaan. Dalam proses pembelajaran didalam kelas yang didalamnya ada beberapa anak berkebutuhan khusus ABK atau yang biasa disebut dengan kelas inklusi. Di dalam melayani anak ABK perlu memperhatikan hambatan dan kebutuhan apa yang diperlukan oleh peserta didik. Dengan adanya pelayanan yang khusus terhadap mereka, maka ABK akan mendapatkan ilmu yang sama dengan peserta didik non ABK. Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah kelas regular dengan melibatkan seluruh peserta didik tanpa kecuali, meliputi anak yang memiliki perbedaan bahasa, beresiko putus sekolah karena sakit, kekuranagan gizi, tidak berprestasi, anak yang berbeda agama, penyandang HIV/AIDS, anak berkebutuhan khusus, anak yang berbakat dan sebagainya. Mereka dididik dan diberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan cara yang ramah dan penuh kasih sayang tanpa diskriminisasi Kusmawati, 2019. Pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang menerima semua keberagaman siswa, baik agama, suku, warna kulit, kemampuan intelektual, dan memberikan pelayanan yang sesuai dengan dengan apa yang dibutuhkan siswa Zulfi Rokhaniawati, 2017189. Dalam penyelenggaraan kelas inklusi membutuhkan komponen-komponen terkait, seperti halnya fleksibilitas kurikulum, tenaga pendidik, input peserta didik, lingkungan penyelenggaraan pendidikan inklusif, sarana prasarana yang memadai dan penilaian. Pembelajaran di sekolah inklusi tidak akan bisa berjalan dengan baik jika komponen-komponen tersebut tidak saling menguatkan. Menurut Angreni, Sari. 202295 anak berkebutuhan khusus itu sama dengan anak-anak lainnya, hanya saja mereka mempunyai kelaian yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, sehingga mereka membutuhkan pelayanan yang sesuai dengan hambatannya. Dan komponen- 3574 Journal on Education, Volume 05, No. 02 Januari-Februari 2023, hal. 3572-3579 komponen diatas tadi itu sangat mempengaruhi keberhasilan anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajarannya. Menurut Majid 201315 pembelajaran bermakna sebagai upaya membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Dan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri butuh proses pembelajaran yang tepat dan baik untuk diterapkan pada kelas inklusi. Menurut kamus kamus besar bahasa indonesia KBBI, kelas adalah ruang belajar di sekolah. Dan menurut Suyanto dan Mudjito 20142 inklusi adalah suatu sistem ideologi dimana secara bersama-sama tiap-tiap warga sekolah menyadari tanggung jawab bersama dalam pendidikan semua siswa sedemikian rupa, sehingga menyadari bahwa setiap orang memiliki perbedaan dan dapat mengembangkannya. Jadi kelas inklusi adalah suatu pembelajaran didalam kelas yang terdiri dari guru, anak reguler dan anak ABK. Berdasarkan pengamatan peneliti pada bulan Oktober 2022 sampai November 2022 jumlah ABK yang ada di SD Negeri Kedalingan 02 kelas II adalah 3 siswa. Pada saat pembelajaran terlihat jelas anak-anak non ABK terlihat aktif, dan anak-anak ABK lebih cenderung pasif/hiper aktif. Strategi pembelajaran yang dipakai untuk anak ABK dan non ABK sama, tetapi sistem penilaiannya yang berbeda. Konsep anak berkebutuhan khusus ABK dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu anak berkebutuhan khusus yang bersifat menetap dan anak yang berkebutuhan khusus yang bersifat sementara Illahi, 2013. Anak-anak yang tergolong dalam jenis ABK adalah autisme, cereblar palsy, down sindrom, indigo, kesulitan belajar, sindrom aspeger, thalasemia, tunadaksa, tunagrahita, tunalaras, tunanetra, dan tunarungu Kokasih 2012. Dan peserta didik ABK yang ada di kelas II SD Negeri kedalingan 02 adalah rata-rata ABK yang tergolong dalam kesulitan belajar atau lamban belajar. Menurut Sari, 201213 anak dengan kesulitan belajar adalah anak yang mempunyai penyimpangan atau hambatan pada satu atau lebih proses psikologis dasar berupa ketidak mampuan menulis, membaca, berhitung, mengeja, berfikir berbicara, mendengar dan melihat. Menurut maftuhatin, 2014212 Ciri-ciri yang dapat diamati dari anak lamban belajar yaitu rata-rata prestasi belajarnya rendah, menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan dengan teman-teman sebayanya, daya tangkap terhadap pembelajaran lambat, pernah tidak naik kelas. Dan anak-anak yang lamban belajar membutuhkan pembelajaran khusus, seperti waktu yang lebih lama, ketelatenan dan kesabaran guru, memperbanyak latihan dari pada hafalan, Menuntut penggunaan media pembelajaran yang variatif, diperlukan adanya pengajaran remedial. Melalui pendidikan inklusif diharapkan anak berkebutuhan khusus dapat dididik bersama-sama dengan anak normal lainnya, tujuannya adalah agar tidak ada kesenjangan diantara anak berkebutuhan khusus dengan anak normal lainnya, diharapkan pula anak dengan kebutuhan khusus dapat memaksimalkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya Maftuhatin, 2014. Strategi Pembelajaran Inklusi, Siti Asiatun, Heny Kusmawati, Syaiful Ma’arif, Komarudin, Moh Rizal Muttaqin, Mujib Zuhdi3575 Upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus melalui pendidikan inklusi sudah direalisasikan mulai tahun 2005 Rasmitadila, 2020. Diharapkan dengan adanya pendidikan inklusi ABK bisa mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan anak-anak non ABK. Sebuah lembaga yang didalamnya menyelenggarakan sebuah pendidikan inklusi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan tersebut. Menurutkementrian pendidikan nasional Maftuhatin, 2014209, prinsip penyelenggaraan pendidikan inklusif sebagai berikut pertama, prinsip pemerataan dan peningkatan mutu, pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menyusun strategi upaya pemerataan kesempatan memperoleh layanan pendidikan dan peningkatan mutu. Yang ke dua, prinsip kebutuhan individu, setiap anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda karena itu pendidikan harus diusahakan untuk menyesuaikan dengan kondisi anak. Yang ke tiga, prinsip kebermaknaan, pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang ramah, menerima keaneka ragaman dan menghargai perbedaan. Yang ke empat, prinsip keberlanjutan, pendidikan inklusif diselenggarakan secara berkelanjutan pada semua jenjang pendidikan. Yang terakhir yaitu prinsip keterlibatan, penyelenggaraan pendidikan inklusif harus melibatkan seluruh komponen pendidikan terkait. Berdasarkan observasi peneliti, terdapat perbedaan strategi dalam pembelajaran yang diterapkan di kelas reguler dan kelas inklusi, dan perbedaan tersebut terletak pada sistem penilaiannya. Adapun fokus penelitian yang telah ditetapkan adalah tentang strategi yang digunakan pendidik dalam proses belajar mengajar di dalam kelas inklusi, sistem penilaian yang digunakan, dan hambatan-hambatan yang dilalui serta solusi-solusi yang digunakan METODE Peneliti melakukan penelitian pada awal bulan oktober di minggu pertama sampai bulan November di minggu ke tiga. Dalam menentukan sebuah penelitian yang benar-benar efektif, peneliti harus benar-benar cermat dalam memilih metode apa yang akan digunakan. Penelitian kali ini yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data primernya adalah kepala sekolah, guru kelas II, peserta didik ABK dan non ABK di SD Negeri Kedalingan 02 kecamatan Tambakromo kabupaten Pati. Dan untuk mendapatkan data itu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, yang dilakukan dengan cara pengamatan observasi, wawancara interviu. Keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini adalah menggunakan uji kredibilitas dengan teknik triangulasi. Dari beberapa Triangulasi yang ada, yang digunakan hanya triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Teknik analisis pada data penelitian ini adalah terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. HASIL DAN DISKUSI Dari hasil penelitian di SD Negeri Kedalingan 02, terdapat tiga pokok permasalahan yang akan 3576 Journal on Education, Volume 05, No. 02 Januari-Februari 2023, hal. 3572-3579 di analisis dalam penelitian ini yaitu strategi dalam pembelajaran, sistem penilaian, hambatan dan solusi dalam mengimplementasikan pendidikan inklusi. Pertama yaitu Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran pada kelas inklusi di SD Negeri 2 Kedalingan, dari hasil wawancara yang peneliti dapatkan bahwa pada waktu sebelum pembelajaran dimulai, pendidik menyiapkan RPP, materi dan media yang akan dipakai dalam kelas. Dan pada waktu pembelajaran dimulai pendidik mempersiapkan aturan posisi duduk pada kelas, posisi duduk ini akan berdampak pada proses pembelajaran berlangsung, khususnya untuk ABK. Posisi duduk yang paling sering digunakan pada kelas inklusi ini ialah menempatkan ABK di bangku/ tempat duduk paling depan, dan tempat duduk yang lain ditempati peserta didik non ABK. Dan dalam sistem pebelajarannya, pendidik menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, permainan dan pemberian tugas. Pada waktu pembelajaran pendidik memberikan perhatian yang lebih kepada peserta didik ABK, agar ilmu yang ditransfer pendidik bisa terpukul rata, walau dalam kelas terdapat anak-anak yang berbeda-beda. Menurut Yunaini et al., 2021 materi pembelajaran harus dirancang sefleksibel mungkin agar dapat dengan mudah tersampaikan kepada siswa ABK. Yang ke dua sistem penilaian yang digunakan dalam kelas inklusi di SD Negeri Kedalingan 2, Sistem penilaian yang diterapkan pada kelas inklusi disini adalah sistem penilaian yang fleksibel. Dimana pendidik memberikan penilaian sesuai dengan kemampuan dan bakat peserta didik. Di dalam kelas inklusi ini, pendidik memberikan standar penilaian yang berbeda untuk peserta didik ABK dan Non ABK. Untuk anak ABK diberikan standar penilaian yng lebih rendah dari peserta didik non ABK. Untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik, pendidik melakukan evaluasi di dalam kelas, dengan cara memberikan soal-soal dari pelajaran yang sudah diajarkan. Dalam pembuatan soal, pendidik sudah menyiapkan soal-soal khusus yang akan diberikan kepada peserta didik ABK, dimana soal tersebut berbeda dengan soal yang akan diberikan kepada peserta didik non ABK. Muatan soal yang diberikan untuk peserta didik ABK tingkat kesulitannya lebih rendah dibanding dengan peserta didik non ABK. Menurut Kristanti dan Julia 201745 Tugas-tugas yang diberikan untuk kelas inklusi itu tidak harus monoton dengan pemberian lembaran-lembaran soal, akan tetapi bisa denga n menggunakan model pengujian seperti kuis, anak dalam menjawab soal yang diberikan pendi dik dengan mandiri dan tertib, dan perhatian khusus juga harus diberikan kepada peserta didik ABK Dari pengamatan selama ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa di SD Negeri 2 Kedalingan sudah cukup baik dalam melakukan penilaian di dalam kelas inklusi, karena dengan memberikan kesempatan dan kelonggaran kepada peserta didik ABK yang sebelumnya merasa sangat kehilangan semangat belajar, sehingga dengan pembuatan program dan teknik pembelajaran yang tepat, peserta didik ABK dapat menumbuhkan semangatnya kembali dalam belajar. Yang ke tiga yaitu hambatan dan solusi dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran di kelas inklusi SD negeri 2 Kedalingan, Dari hasil wawancara dan pengamatan yang peneliti dapatkan dalam kelas inklusi di SD Negeri 2 Kedalingan, terdapat beberapa hambatan yang dilalui, Hambatan-hambatan yang dihadapi tersebut adalah pertama, kurangnya pendidik yang benar-benar profesional Strategi Pembelajaran Inklusi, Siti Asiatun, Heny Kusmawati, Syaiful Ma’arif, Komarudin, Moh Rizal Muttaqin, Mujib Zuhdi3577 dalam mengolah dan menata kelas inklusi. Yang ke dua kurangnya kesabaran pendidik dalam menghadapi peserta didik ABK yang hiper aktif. Yang ke tiga, bingungnya pendidik dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat, karena terdapat perbedaan pada peserta didik ABK di dalam kelas, ada ABK pasif, dan ABK hiper aktif. Menurut Rahmawati, Shomad, 2019,hambatan yang dialami setiap individu itu berbeda, walaupun mereka mempunyai disabilitas yang sama. Yang ke empat adalah susahnya mencari guru pendamping di dalam kelas, yang bisa secara khusus mendampingi peserta didik ABK, sehingga dapat mempermudah dalam pembelajaran. Yang ke lima, kurangnya kesadaran wali murid dalam mengakui kondisi anak, bahwa anaknya adalah termasuk anak berkebutuhan khusus, jadi pada waktu pendaftaran pertama masuk sekolah, anaknya didaftarkan sebagai anak yang normal atau non ABK, sehingga butuh waktu bagi seorang pendidik untuk mengetahui kondisi peserta didiknya secara pasti, dan itu juga dapat mempengaruhi metode pembelajaran yang akan digunakan. Dari berbagai kendala- kendala yang dihadapi, solusinya adalah pendidik harus benar-benar m empelajari tentang penguasaan dalam pembelajaran di kelas inklusi dan kalau bisa pendidik mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pembelajaran didalam kelas inklusi. Pendidik harus benar-benar sadar bahwa yang dihadapinya itu sebagai amanah dan tanggung jawab yang harus di emban, sehingga dalam pembelajaran jika terjadi sesuatu yang kurang pantas atau kurang berkenan dihati, sehingga memancing emosi pendidik, maka saat itulah pendidik merasa diuji, dan pada waktu itulah pendidik harus benar-benar melapangkan dada, sehingga pendidik bisa memberikan pengertian kepada peserta didik ABK dengan perkataan yang lemah lembut dan bisa diterima dengan baik oleh peserta didik ABK tersebut, dalam peneguran kepada peserta didik ABK jangan keras-keras dan didepan umum, karena dengan melakukan hal tersebut dapat melemahkan hati dan mentalnya. Selanjutnya yaitu pendidik harus menyiapkan beberapa metode yang akan dipakai, sehingga pada waktu pembelajaran pendidik bisa mudah memilih metode apa saja yang tepat untuk diberikan kepada peserta didik didalam kelas inklusi. Solusi yang ke tiga pendidik harus memperluas jaringan pengiklanan dalam penawaran lowongan guru pendamping baru. Dan dalam pengiklanan, standar yang ditetapkan jangan terlalu tinggi agar banyak yang tertarik untuk melamarnya. Kenapa standar guru pendamping lebih rendah dibanding guru kelas? Karena guru pendamping hanya bertugas untuk mendampingi peserta didik ABK saja, dan itu jelas berbeda dengan guru kelas, yang bertugas penuh dalam pembelajaran untuk satu kelas. Solusi selanjutnya yaitu wali murid harus jujur dengan keadaan anaknya yang sebenarnya, sehingga nanti pendidik bisa memposisikan anaknya sesusai dengan kemampuan anak tersebut. Dan dengan kejujuran itu pendidik bisa menentukan metode pengajaran yang tepat untuk digunakan dalam kelas. KESIMPULAN Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran pada kelas inklusi di SD Negeri 2 Kedalingan adalah menyiapkan beberapa metode pembelajaran yang akan digunakan sebelum pembelajaran dimulai, menata tampat duduk peserta didik secara efektif dengan menempatkan posisi 3578 Journal on Education, Volume 05, No. 02 Januari-Februari 2023, hal. 3572-3579 ABK di bangku paling depan. Dan dalam sistem pebelajarannya, pendidik menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, permainan dan pemberian tugas. Sistem penilaian yang digunakan dalam kelas inklusi di SD Negeri 2 Kedalingan adalah sistem penilaian yang fleksibel. Dimana pendidik memberikan penilaian sesuai dengan kemampuan dan bakat peserta didik. Hambatan dan Solusi Dalam Mengimplementasikan Strategi Pembelajaran di Kelas Inklusi SD Negeri 2 Kedalingan adalah pertama, kurangnya pendidik yang benar-benar profesional dalam mengolah dan menata kelas inklusi. Solusinya adalah pendidik sebaiknya mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan kelas inklusi. Kedua, kurangnya kesabaran pendidik dalam menghadapi peserta didik ABK yang hiper aktif. Solusinya pendidik harus sadar dan penuh kesabaran dikuatkan dengan pemahaman bahwa mereka itu amanah dan tanggung jawab yang harus diposisikan pada kodratnya sendiri. Ketiga, susahnya mencari guru pendamping di dalam kelas inklusi. Solusinya adalah Memperluas jaringan pengiklanan dalam penawaran lowongan guru pendamping baru. Dan memberikan standar yang lebih rendah dari guru kelas. Ke empat kurangnya kesadaran wali murid dalam mengakui kondisi anaknya ABK. Solusinya adalah wali murid harus jujur dengan kondisi anak, sehingga harus diperlakukan dengan sabar dan baik. Yang terakhir yaitu, bingungnya pendidik dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat. Solusinya adalah Pendidik harus menyiapkan beberapa metode yang akan dipakai, sehingga nanti ada banyak pilihan yang di anggap tepat dalam pembelajaran. REFERENSI Anggreni, S., Sari, R., T. 2022. Analisis Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Padang. Vol 8 No. 1. Cahyaningrum, R., K. 2012. Tinjauan Psikologis Kesiapan Guru Dalam Menagani Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Pada Program Inklusi Studi Deskriptif di SD dan SMP Sekolah Alam Ar-Ridho, no 1. Illahi, M., T. 2013. Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta Aruzz Media. Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Modul Pelatihan Pendidikan Inklusif. Jakarta Kemendiknas RI. Kokasih 2012 Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung Yrama Widya. Kristanti, D., Julia, S. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model 4-D Untuk Kelas Inklusi Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Jurnal Maju, Volume 4, 38-50. Kusmawati, H,. 2021. Strategi Belajar Mengajar di Era Disrupsi. Pati Al Qalam Media Lestari. Maftuhatin, L. 2014. Evaluasi Pembelajaran anak berkebutuhan khusus ABK di Kelas Inklusif di SD Plus Darul Ulum Jombang. Vol 3. Nomor 2. Strategi Pembelajaran Inklusi, Siti Asiatun, Heny Kusmawati, Syaiful Ma’arif, Komarudin, Moh Rizal Muttaqin, Mujib Zuhdi3579 Majid, A. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung Rosdakarya. Pitaloka, A., Fakhiratunnisa’ S. & Ningrum, T. 2022. Konsep Dasar Anak Berkebutuhan Khusus, Vol 2. https//ejournal, Rahmawati, F., & Shomad, Z., A. 2019. Analisis Hambatan Dalam Proses Pembelajaran Siswa Tunagrahita di Kelas Inklusi. Publikasi Rokhaniawati, Z. 2017. Strategi Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Kelas Inklusi Di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017, Vol 3, Nomor 3, Sadiman, Arief, S., dkk. 2011, Media Pendidikan Pengertian Pengembanagan dan pemanfaatannya. Jakarta PT Rajagrafindo Persada. Sari, L., A. 2012. Panduan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta Republika Indonesia. Suyanto & Mudjito. 2014. Masa Depan Pendidikan Inklusif. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. Yunaini, N., Muhammadiyah, U., & Lampung, P. 2021. Model Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Setting Pendidikan Inklusi. 11, 18-25. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this AnggreniR SariAnggreni, S., Sari, R., T. 2022. Analisis Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Padang. Vol 8 No. 1. Psikologis Kesiapan Guru Dalam Menagani PesertaR CahyaningrumCahyaningrum, R., K. 2012. Tinjauan Psikologis Kesiapan Guru Dalam Menagani PesertaPendidikan Inklusif Konsep dan AplikasiM IllahiIllahi, M., T. 2013. Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta Aruzz Pelatihan Pendidikan InklusifKementrian Pendidikan Nasional. 2010. Modul Pelatihan Pendidikan Inklusif. Jakarta Kemendiknas Perangkat Pembelajaran Matematika Model 4-DD KristantiS JuliaKristanti, D., Julia, S. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model 4-DEvaluasi Pembelajaran anak berkebutuhan khusus ABK di Kelas Inklusif di SD Plus DarulL MaftuhatinMaftuhatin, L. 2014. Evaluasi Pembelajaran anak berkebutuhan khusus ABK di Kelas Inklusif di SD Plus Darul 'Ulum Jombang. Vol 3. Nomor MajidMajid, A. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung Hambatan Dalam Proses Pembelajaran Siswa Tunagrahita di Kelas InklusiF RahmawatiZ ShomadRahmawati, F., & Shomad, Z., A. 2019. Analisis Hambatan Dalam Proses Pembelajaran Siswa Tunagrahita di Kelas Inklusi. Publikasi Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Kelas Inklusi Di SDZ RokhaniawatiRokhaniawati, Z. 2017. Strategi Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Kelas Inklusi Di SDMedia Pendidikan Pengertian Pengembanagan dan pemanfaatannyaArief SadimanSadiman, Arief, S., dkk. 2011, Media Pendidikan Pengertian Pengembanagan dan pemanfaatannya. Jakarta PT Rajagrafindo Persada. Jenisjenis permainan ada beberapa macam: (1) permainan sensorimotor (praktis), menggunakan semua indera dengan menyentuh, mengeksplorasi benda, berlari, melompat, meluncur, berputar,melempar bola, (2) permainan simbolis (pura-pura), terjadi ketika anak mentransformasikan lingkungan fisik ke suatu simbol, sehingga bersifat dramatis dan sosiodramatis.
Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, ada baiknya jika guru telah menyiapkan metode yang tepat untuk mengaktifkan atau menghidupkan suasana kelas. Karena tak sedikit siswa yang merasa bosan atau jenuh dengan pembelajaran di kelas, apalagi jika mereka telah menyimak beragam mata pelajaran. Salah satu cara menghidupkan kelas kembali saat siswa mulai bosan yaitu dengan mengadakan game berkelompok yang game berkelompok dalam kelas bukan hanya menyenangkan, tetapi juga bisa melatih kekompakan, meningkatkan daya ingat, melatih konsentrasi dan menghilangkan rasa jenuh. Bermain game di kelas juga dapat meningkatkan interaksi sosial antara siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa lainnya. Cara ini cukup efektif dilakukan agar siswa kembali semangat belajar dan membuat suasana kelas lebih game secara berkelompok di kelas juga seringkali disebut sebagai "Ice Breaker", yaitu suatu peralihan situasi yang menjenuhkan, membuat mengantuk, tegang menjadi lebih semangat. Salah satu alasan diadakan game berkelompok karena siswa memiliki keterbatasan konsentrasi untuk menyerap informasi sekitar 20-30 menit. Sehingga, apabila siswa dituntut untuk menyerap materi pelajaran terus-menerus, maka mereka tidak akan konsentrasi dan materi pembelajaran sulit masuk ke Game Berkelompok Mengasyikan untuk Mengisi Pembelajaran di KelasDengan melakukan game berkelompok, maka siswa akan merasakan bahwa belajar itu asyik dan menyenangkan. Game ini bisa dilakukan sesudah atau sebelum belajar, sesuai dengan kebutuhan. Ada banyak game berkelompok yang seru dan bisa dimainkan oleh siswa di kelas, berikut 7 diantaranya yaitu1. Gerak dan LaguPermainan gerak dan lagu yang dilakukan dalam kelas bisa membangkitkan semangat siswa untuk belajar serta membuat pikiran mereka menjadi lebih fresh. Pembelajaran melalui game gerak dan lagu sangatlah bervariasi, Anda bisa mencari lagu dan gerakan yang pas, misalnya menggunakan lagu "Marina menari diatas menara", "baby shark", hingga lagu "kepala pundak lutut kaki".Selain bisa menghilangkan bosan siswa saat belajar, game ini juga dapat melatih konsentrasi siswa, di mana gerakan dan lagu harus selaras. Agar semakin seru, Anda bisa memainkan game ini dengan aturan "semakin lama permainan, lagu dan gerakan semakin cepat."2. Kata Dalam Huruf TerakhirKata dalam huruf terakhir merupakan permainan yang dapat dilakukan di kelas secara berkelompok, dengan tujuan untuk menambah kosakata siswa dan melatih siswa untuk berpikir cepat. Game ini dimainkan oleh seluruh siswa dalam kelas selama 25 yaitu mintalah peserta didik untuk duduk membentuk lingkaran, tunjuk seseorang yang menentukan kata pertama, setelah itu lanjutkan secara berurutan untuk memikirkan "kata yang diawali sesuai dengan huruf terakhir dari kata sebelumnya."Misalnya, kata pertama adalah "Cantik", maka selanjutnya "Kita", Pada kata "Cantik", huruf terakhirnya adalah "K", maka kata selanjutnya yaitu "Kita"., selanjutnya "Api, lalu "Ikan".Kata yang sudah diucapkan sebelumnya, tidak boleh diucapkan kembali oleh orang lain. Permainan tersebut terus berlanjut sampai ada seseorang yang tidak menemukan kata yang tepat. Anda juga bisa mengganti kosakata tersebut dengan bahasa Inggris. Sehingga siswa dapat menambah kosakata baru dengan cara yang Kelipatan 4Permainan dalam kelas yang menyenangkan selanjutnya yaitu "Kelipatan 4", game ini membentuk satu kelompok yang terdiri dari seluruh siswa dalam kelas. Selain menyenangkan, game ini juga bisa menghilangkan rasa bosan siswa, mengajak siswa untuk berhitung dan melatih konsentrasi guru, Anda harus menginstruksi game ini agar berjalan lancar. Caranya, Anda bisa menunjuk siswa secara random, siswa yang ditunjuk harus berhitung dengan angka, dan pada siswa dengan kelipatan 4, mereka dapat mengatakan "boom".Adapun kelipatan 4 yaitu, 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, dan seterusnya. Jika dimasukkan dalam permainan maka jadinya seperti, 1, 2, 3, boom, 5, 6, 7, boom, 9, 10, 11, boom, dan ada siswa yang salah menyebut dan kurang konsentrasi, maka mereka akan mendapatkan hukuman ringan, seperti bernyanyi atau berjoget dan lainnya. Anda juga bisa menentukan kelipatan sendiri untuk Mengikuti InstruksiSesuai dengan namanya, "Mengikuti Instruksi" merupakan permainan yang dapat dilakukan di kelas, dimana siswa harus mengikuti instruksi yang sesuai dari guru. Caranya biarkan siswa duduk di tempatnya masing-masing, siswa harus mendengar dan mengikuti instruksi yang diberikan guru menggunakan kata "bos berkata" sebelum memberi instruksi pada siswa, maka siswa harus mengikutinya. Namun, jika guru tidak menggunakan kata "bos berkata" mahasiswa tidak perlu mengikuti instruksi dari "Bos berkata, angkat tangannya", maka siswa mengangkat tangan. "turunkan tangannya", maka siswa tidak perlu menurunkan tangannya karena sang guru tidak menggunakan kata "bos berkata". Sembari memberi instruksi, Anda juga harus mengikuti gerakan yang Anda permainan tersebut dengan cepat untuk melatih kecepatan, ketangkasan dan konsentrasi siswa. Apabila ada siswa kurang konsentrasi, maka Anda bisa memberikan hukuman Sambung CeritaGame edukatif lainnya yaitu "Sambung Cerita. Game ini bukan hanya menyenangkan dan dapat menghilangkan bosan, tetapi bisa melatih kemampuan kolaboratif siswa dalam yaitu, pertama siswa duduk membentuk lingkaran, lalu siapkan sebuah gambar apa saja, dan tunjuk siswa yang dapat membuat cerita pertama sesuai dengan gambar tersebut. Setelah itu, ceritakan dilanjutkan oleh siswa berikutnya. Cerita yang diberikan masing-masing siswa tidak banyak, cukup sekitar 1 paragraf saja. Sambung cerita tersebut hingga siswa game ini, siswa diajak untuk meningkatkan imajinasi serta melatih kolaborasi bersama teman-temannya untuk menciptakan cerita yang utuh dan Tips Pembelajaran Kontekstual Menyenangkan Dalam Pembelajaran DaringPembelajaran secara daring juga tidak menyurutkan semangat siswa untuk mengikuti materi pelajaran. Terlebih, jika metode pembelajaran ini dilakukan dengan efektif dan Supini6. Benda BeriramaBenda berirama merupakan sebuah permainan di kelas dimana benda tersebut akan diputarkan dengan lagu. Benda tersebut dioper ke setiap siswa dan diiringi dengan lagu, ketika lagu tersebut berhenti, maka benda tersebut juga akan berhenti. Siswa yang mendapati benda saat lagu terhenti akan diberi tebak-tebakan. Jika Siswa tidak bisa menjawab tebak-tebakan tersebut, maka siswa akan memberi hukuman Pagi, Siang dan MalamPermainan "Pagi, Siang dan Malam", ganti kelas memiliki manfaat untuk menghilangkan rasa bosan siswa, membuat siswa berkonsentrasi, merangsang kecepatan pendengaran dan berpikir siswa, serta menciptakan suasana yang cara bermainnya yaitu, guru dapat bercerita dengan menggunakan kata pagi, siang dan malam. Apabila siswa mendengar kata "pagi" maka mereka akan menepuk tangan tiga kali, kata "siang" tepuk tangan dua kali, dan kata "malam" siswa memejamkan melatih konsentrasi, guru dapat menyebutkan waktunya secara acak. Siswa yang kurang cepat menanggapi game tersebut akan mendapat hukuman Tips Membangun Lingkungan yang Kondusif dalam PembelajaranLingkungan belajar menurut Saroni 2006 dan Kusmoro 2008, terdiri dari dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik merupakan sarana fisik yang berada di sekitar siswa saat SupiniItulah 7 game berkelompok mengasyikan yang bisa dilakukan untuk mengisi kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan melakukan game tersebut, maka siswa tidak merasa bosan dan bisa saling mengeratkan hubungan satu sama juga bisa menonton video kejarcita berikut ini tentang strategi pembelajaran digital dengan game yang menarik, yuk simak!

Selainitu proses bimbingan yang terjadi di dalam permainan dapat mengubah tingkah laku, sikap, dan pengalaman. Nilai-nilai yang diperoleh siswa karena terlibat dalam melakukan permainan (games) akan melekat di dalam diri siswa. Hal itulah yang dapat mendukung siswa dalam meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonalnya.

Récréation Jeux de Sport Consigne Déplace le ballon à l'aide des touches de direction et de la barre d'espace du clavier pour l'amener à l'intérieur de la bouée. Commentaires Ce jeu est un jeu simple mais... en 3D par conséquent la représentation spatiale de ce genre de jeu est plus complexe à appréhender qu'un univers en 2D. Là l'oeil doit aussi gérer la profondeur dans l'espace ce qui n'est pas toujours évident même pour un adulte. Le but est simple il faut diriger un ballon sur les petits ponts de bois pour l'amener dans la bouée. La manipulation du ballon demandera un petit temps d'adaptation pour arriver à le diriger correctement. Un jeu de récréation rafraîchissant qui s'appréciera d'autant plus en période de vacances d'été. Mise en ligne 18 juillet 2020
aw10C.
  • j5jic6879b.pages.dev/28
  • j5jic6879b.pages.dev/387
  • j5jic6879b.pages.dev/228
  • j5jic6879b.pages.dev/477
  • j5jic6879b.pages.dev/177
  • j5jic6879b.pages.dev/54
  • j5jic6879b.pages.dev/344
  • j5jic6879b.pages.dev/259
  • permainan bk di dalam kelas